Cari Blog Ini

Kamis, 10 Juni 2010

Menikmati Indonesia

Pelaksanaan Jambore Pemuda Indonesia 2010 memberikan berbagai kesan kepada saya. Diantaranya adalah saya bisa menikmati Indonesia dari sebuah areal kecil sebesar lapangan bola.

Di lapangan bola Patih Gumantar seluas sekitar stadion bola pada umumnya itu, kita dapat menikmati indahnya Indonesia, dari keanekaragaman seni dan budayanya, hingga keanekaragaman rambut dan warna kulit masyarakatnya.

Saya tidak pernah menyaksikan 33 provinsi menampilan pertunjukan seni (sebagian besar seni tari) di atas panggung selama 2 hari berturut-turut. Dari pertunjukan seni itu kita dapat melihat beranekaragamnya Indonesia yang tampak dari berjenis-jenis tekhnik make up wajah, berbagai jenis corak dan gaya pakaian, gerak, musik, ekspresi, dan cerita yang melatarbelakangi penampilan seni mereka.

Sempat juga muncul rasa pesimisme, akankah Indonesia yang begitu beragam identitas budayanya itu tetap mampu utuh bersatu dalam sebuah identitas negara yang disebut Indonesia? Keanekaragaman yang ditunjukan selama dua hari itu hanyalah sebagian kecil dari keankeragaman budaya bangsa, karena yang tampil baru representasi 33 propinsi bukan representasi dari 400-an Kabupaten/ Kota di Indonesia!

Lalu bagaimana mungkin kepala para pemangku adat istiadat yang tentu saja memiliki ego (sehingga mampu menciptakan sebuah seni yang unik dan berbeda) itu bisa disatukan identitasnya dalam sebuah identitas ke Indonesiaan?

Entahlah. Yang jelas karena seluruhnya menggunakan bahasa pengantar, yaitu bahasa Indonesia, saya tetap bisa menikmati seni masyarakat Indonesia dengan nyaman. Dengan salah satu kesamaan identitas itu pula saya mampu menyingkirkan pertanyaan-pertanyaan pelik seputar masa depan politik Indonesia.

Berbeda-beda tapi tetap satu. Walaupun tetap satu, tapi masih saja terlihat seribu!

Inilah Indonesia, Negeri yang aku cinta!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar