Upacara Pembukaan Jambore Pemuda Indonesia 2010 yang semula direncanakan berakhir pukul 11.30 WIB terpaksa molor hingga pukul 13.30 WIB. Tak ayal hampir 20 an peserta upacara tumbang ditengah lapangan dan terpaksa harus dirawat di posko kesehatan. Sedangkan ratusan peserta lainnya terpaksa mengikuti upacara dengan sikap yang seenaknya. Ada yang berdiri sambil melindungi kepala dengan tangan, ada yang duduk di tanah sambil melindungi kepala dengan buku, dus aqua dan berabagai peralatan seadanya.
Hal itu tentu saja tidak perlu terjadi jika setting upacara pembukaan mengikuti skenario awal. Kebetulan saya juga terlibat di dalamnya.
Berdasarkan run down yang telah dibahas berkali-kali, upacara pembukaan dilangsungkan pukul 09.00 hingga pukul 11.30 atau sekitar 2,5 jam. Rentang waktu selama itu tentu saja sudah mempertimbangkan ganasnya sengatan matahari khatulistiwa yang tak kenal kompromi.
H – 3 menjelang pembukaan sepertinya rentang waktu pembukaan tidak ada perubahan.
Nah, 1 hari sebelum pembukaan tiba-tiba saya diminta untuk bertemu dengan Kepala Dinas Pemuda dan Olah Raga Propinsi Kalbar. Sayapun berangkat bersama salah seorang pengurus PPMI Kalbar yang mengetahui seluk beluk acara. Dalam pertemuan di ruang Sekda Kabupaten Landak tersebut ada berbagai tambahan acara yang tidak ada dalam skenario semula. Ada acara penyambutan Menpora dengan menggunakan tarian Dayak, ada sumbangan tarian massal Dayak yang dibawakan oleh 70 orang. Dua acara tersebut tidak dapat ditolak begitu saja karena disampaikan oleh Gubernur Kalbar yang berniat ingin meng istimewakan Menpora.
Tak ayal semua skenario menjadi berantakan. Keesokan harinya pada saat upacara pembukaan dilaksanakan kekhawatiran saya mulai terlihat. Karena baru sekitar pukul 12.00, tepat ketika matahari dengan panas yang kejam itu berada di atas kepala, acara baru smpai pada sesi pidato dari Deputi Pemuda Kementerian Pemuda dan Olah Raga.
Saat ia berpidato 5 – 6 orang peserta mulai sempoyongan dan jatuh pingsan. Begitu Deputi selesai berpidato, giliran Pak Gubernur menyampaikan Pidato. Baru beberapa detik membuka pidato sekitar 10 orang yang harus di gotong ke pos kesehatan.
Dan ketika acara puncak tiba, yaitu penyampaian pidato dari Menpora, sekitar 10 orang lagi harus dilarikan ke belakang barisan. Suasana upacapun berlangsung sedikit kisruh. Hampir separo barisan tampak sudah tidak utuh.
Para peserta mendengarkan pidato sambil berjongkok. Mereka tampak lelah dan tersiksa dibawah sengatan matahari. Yang masih terlihat berdiri hanya pada barisan bagian depan saja, itu pun sudah jauh dari sikap sempurna. Ada yang menyilangkan kaki, ada yang miring ke kanan sambil kepala tertunduk, ada pula yang berdiri gelisah sambil sesekali menengok barisan belakang.
JPI 2010 kali ini sepertinya harus dirubah kepanjangannya menjadi Jambore Penjemuran Indonesia.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar