Seni merupakan ekspersi diri yang dihasilkan berdasarkan respon terhadap lingkungan. Sehingga tak heran jika setiap daerah memiliki karakter berkesenian yang berbeda.
Demikian pula yang ditunjukan dalam pementasan seni dan budaya oleh 33 provinsi dalam perhelatan Jambore Pemuda Indonesia 2010 di Kabupaten Landak. Berbagai macam karya seni yang unik dapat kita saksikan di situ.
Dua propinsi di Pulau Irian, yaitu Propinsi Papua dan Papua Barat membawakan tarian yang bertemakan Perang dan perdamaian. Karya tari ini diciptakan sebagai respon terhadap lingkungan tanah papua yang dipenuhi oleh sejarah pertikaian antar suku.
Propinsi Riau dan Kalsel membawakan tarian bergaya Japin yang meceritakan tentang dinamika asmara kaum remaja. Bisa jadi di propinsi itu, kisah percintaan merupakan kisah yang paling disukai oleh masyarakat.
Sulawesi Selatan membawakan tarian atraktif yang menggabungkan antara gerak tari dengan atraksi. Propinsi Banten membawakan seni debus yang dipenuhi dengan adegan pemecahan batako, makan beling dan membengkokan kawat besi dengan leher. Mungkin kedua propinsi ini menganggap masalah kekuatan fisik dan spiritual menjadi persooalan yang penting dalam menjalani kehidupan.
Propinsi Jawa Timur menampilkan tari theaterikal yang membawakan cerita bertemakan perjuangan dan semangat nasionalisme. Hal ini sejalan dengan karakter propinsi ini yang dikenal sebagai gudangnya pahlawan nasional.
Lain halnya dengan propinsi yogyakarta. Kontingen dari Propinsi ini membawakan Tarian humor berjudul Nirbaya (baca: Nirboyo) yang bercerita tentang aktivitas abdi dalem kraton. Hal ini tentu saja terinspirasi dari kehidupan masyarakat Jogjakarta yang sangat dekat dengan aktivitas kraton Ngayogyokarto Hadiningrat.
Lain padang, lain belalang. Lain lingkungan, lain pula karyanya. Seni tak pernah lepas dari lingkungan. Lingkungan tanpa seni seperti padang tanpa rerumputan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar